Melawan Demam
Berdarah
oleh : imam B.S.
Tanggal: 25 Desember 2004
Melawan Demam berdarah
-
Riwayat penemuan ramuan tradisional untuk demam berdarah ini terjadi pada tahun 1978 ketika anak kami dua orang secara beruntun menderita sakit demam
menggigil. keesokannya,sekujur badan timbul bintik-bintik merah.
Pada awal gejala (hari pertama), anak kamiyang nomor 4 (bungsu) menderita demam menggigil selalu
menangis, tak mau makan dantak mau turun dari gendongan. Waktu itu, usianya kira-kira 4
tahun. Melihat keadaannya,lalu kami bawa ke salah seorang dokter, yangkemudian diijeksi dan diberi resep dengan
pesan, bila sampai esok belum ada perubahan, agar kontrol lagi.
Dugaan dokter benar. esoknya, kondisinya tidak ada perubahan dan terpaksa saya bawa kembali untuk diijeksi yang kedua kalinya serta pesan agar obatnya tetap
diminum.
Tetapi, apa kata, begitu pulang dari tempat praktek dokter, anak kami
muntah-muntah, yang kemudian diiringi dengan timbulnya bintik-bintik merah sekujur
tubuhnya. Waktu itu, kami tidak tahu kalau bintik merah itu adalah tanda penyakit demam
berdarah. seorang teman yang melihat kondisi anak kami , menganjurkan agar segera dibawa kerumah
sakit. Demam berdarah, vonisnya.
Mendengar itu, istri saya yang sedang menggendongnya ikut jadi panik dan marah karena saya hanya menanggapi dengan tenang seakan tak
acuh. Untuk meredakan kemarahannya, saya lalu berkata:"Bu, kita'kan baru pulang dari dokter dan ternyata obat modern tidak
bereaksi. Jadi harus kita tanggulangi dengan ramuan tradisional,"ucap saya.
Saya lalu mengamati semua gejala yang diderita untuk menentukan diagnosa
penyakitnya. Saya lalu menyimpulkan bahwa anak kami menderita demam yang
menggigil, tidak mau makan, muntah-muntah, dan sekujur tubuh timbul bintik merah. Pasti ada keracunan di dalam
darahnya.
Saya lalu mengambil buku Cabe-Puyang dan buku" Wenken en raad gevingen betraffende het gebruik van indische
planten, vruchten enz", guna mencari kami ramu. Yang kami temukan antara lain:
1. Daun Pepaya (Carica Papaya Linn) untuk menanggulangi racun pada darah sekaligus klorofilnya berguna untuk mengembalikan pembentukan butir-butir darah merah yang
rusak, menanggulangi demam serta menggugah nafsu makan.
2. Pohon Meniran (Phyllanthus Niruri) Linn) berguna untuk membersihkan
darah, membantu pembentukan darah merah (klorofilnya), dan juga menurunkan panas/demam.
3. Kunyit/Kunir (Curcuma domestica val) berguna untuk menetralisir
lambung, menghentikan muntah; mencegah infeksi.
4. Temu Ireng/Hitam (Curcuma Aeruginosa Roxb) berguna untuk meningkatkan nafsu
makan.
5. Garam dapur/masak, disamping untuk mengurangi rasa pahit dan berguna pula untuk membantu pembentukan butir-butir darah
merah.
Ramuan itu setelah kami cuci bersih, terus ditumbuk
halus. Kemudian diberi air masak (dingin) satu cangkir. Karena anak kami masih
kecil, terpaksa harus dicekoki, yaitu ramuan yang dituangi air itu terus dibungkus kain bersih dan diperas dalam mulut
anak, dengan menyumbat hidungnya sebentar.
Hasilnya di luar dugaan kami. Kurang lebih 15 menit
kemudian, panas badannya turun dan tidak menggiggil lagi serta dapat tidur dengan
pulas. Dua jam kemudian, dia bangun dan minta makan. Seusai makan, sudah tampak sehat dan dapat bermain seperti biasa kembali tanpa ada keluhan
lagi. Tetapi, karena kami belummyakin, selama seminggu dia kami bei minum jamu setiap hari
sekali.
Setelah anak kami yang nomor 4 sembuh, malam harinya anak kami yang nomor 3 menderita demam menggigil seperti yang pernah diderita
adiknya. Esoknya, kami bawa kedokter dan kembali peristiwa yang terjadi paa
adiknya, dia alami juga. Pada hari kedua, timbul bintik-bintik merh. Tanpa pikit panjang
lagi, dia kami minumkan ramuan sama seperti yang diminum adiknya. ternyata reaksinya sama, 15 menit kemudian semua gejala
menurun, terus tidur pulas, antara 2 jam kemudian bangun, terus minta makan, dan sehabis makan pergi main dengan temannya sampai sore hari.
Berdasarkan pengalaman ini, kami yakin bahwa ramuan kami benar-benar dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi demam
berdarah. Seperti kita ketahui, sampai saat ini penyakit mengerikan ini belum ada
obatnya.
Keyakinan kami makin tebal ketika salah seorang redaksi majalah Desaku mencoba ramuan itu untuk mengobati
anaknya. Begitu pula, putra mantan Kepala Kantor BKKBN Kab. Tuban, yang sembuh dalam waktu
singkat.
Nah, inilah pengalaman kami dan sampai tahun 1988 ini entah sudah berapa banyak anak yang tertolong oleh ramuan
ini, karena kami sendiri lupa menghitungnya, belum lagi yang disebarluaskan oleh meraka yang anaknya sudah
sembuh. Semoga bermanfaat bagi Anda.
|